KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinggga kita dapat diberikan kesempatan untuk menuntut ilmu, walaupun dengan segala keterbatasan di era pandemi ini. Sholawat beserta salam semoga selalu tercurah limpah kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabatnya, semoga kelak kita diakui sebagai umat yang mendapatkan syafaat nya diyaumil akhir nanti. Aamiin.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran telah memberikan kesempatan untuk menyampaikan makalah yang berjudul Strategi Belajar Mengajar. Adapun tujuan utama penulisan makalah ini ditujukan sebagai tanda pengerjaan tugas yang telah disampaikan dan semoga bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya pembaca.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasa dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, menjadi dorongan/motivasi, dan bahkan menjadi referensi bagi pembaca.
................, 08 Desember 20...
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
- Pengertian Strategi Pembelajaran
- Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
- Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
- Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
- Strategi Pembelajaran Kontekstual/Contextual Teaching Learning
- Strategi Pembelajaran Afektif
- Penerapan Strategi Pembelajaran
- Hakikat Strategi Pembelajaran
- Macam-macam Metode Pembelajaran
- Pakem
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan
- Kritik dan Sadan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makna dan hakikat belajar yang dipahami oleh praktisi pendidikan terutama guru sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks penguasaan konsepsioanal terhadap pembelajaran. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efesien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang baru memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Namun, harus diingat bahwa tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dan keterampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang diharapkan.
Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik tolak dari tujuan awal pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara tujuan dan pelaksanaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengajukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
- Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
- Untuk mengetahui strategi yang digunakan saat mengajar ?
- Macam-macam strategi pembelajaran untuk mengajar ?
- Metode apa saja yang digunakan oleh guru atau dosen ?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui apa itu strategi pembelajaran
- Untuk mengetahui strategi yang akan digunakan dalam belajar
- Untuk mengetahui macam-macam strategi pembelajaran
- Untuk mengetahui metode-metode stategi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik. Adapun beberapa pengertian tentang strategi pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Hamzah B. Uno (2008:45)
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.
Dick dan Carey (2005:7)
Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
Suparman (1997:157)
Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Hilda Taba
Strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.
Gerlach dan Ely (1990)
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
Kemp (1995)
Stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal (Sanjaya dalam Ika Lestari 2013:45)
Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan “ Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”.
Dari defenisi yang dikemukakan para ahli diatas, penyusun menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran ekspositori adalah ” strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal”.
Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Ekspositori
1. Keunggulan / kelebihan
Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
a) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
b) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
c) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi pembelajaran ekspositori ini dilakukan melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Hal ini sangat penting untuk dipaham, karena tujuan yang spesifik memungkinkan untuk bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
2. Kelemahan / kekurangan
Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran ekspositori ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
1) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
2) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
b. Strategi Pembelajaran Inkuiri
Istilah inkuiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti pertanyaan atau penyelidikan. Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Menurut Sanjaya, pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri dibangun dengan asumsi bahwa sejak lahir manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekililingnya tersebut merupakan kodrat sejak ia lahir ke dunia, melalui indra penglihatan, indra pendengaran, dan indra-indra yang lainnya. Keingintahuan manusia terus menerus berkembang hingga dewasa dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimilikinya akan menjadi bermakna manakala didasari oleh keingintahuan tersebut.
Dari definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah strategi pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut :
1. Orientasi Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran dengan cara merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting, karena keberhasilan pembelajaran inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.
Beberapah hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi adalah :
a) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
c) Menjelaskan pentingnya topic dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan Masalah Pada langkah ini guru membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Proses berpikir dan mencari jawaban teka-teki itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah adalah:
a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji.
b) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki dan jawabannya pasti.
c) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
3. Mengajukan Hipotesis Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir tersebut dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan Data Dalam pembelajaran inkuiri
Mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Kadang banyaknya jawaban yang diperoleh menyebabkan kesimpulan yang diputuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Inkuiri
1. Keunggulan
- Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang.
- Siswa menjadi aktif dalam mencari dan mengolah sendiri informasi.
- Siswa mengerti konsep-konsep dasar dan ide-ide secara lebih baik.
- Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
- Siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
- Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dalam transfer konsep yang dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar yang baru.
- Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
- Dapat membentuk dan mengembangkan konsep sendiri ( self-concept ) pada diri siswa sehingga secara psikologis siswa lebih terbuka terhadap pengalaman baru, berkeinginan untuk selalu mengambil dan mengeksploitasi kesempatan-kesempatan yang ada.
- Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
2. Kelemahan
- Jika guru tidak dapat merumuskan teka-teki atau pertanyaan kapada siswa dengan baik, untuk memecahkan permasalah secara sistematis, maka akan membuat murid lebih bingung dan tidak terarah.
- Kadang kala guru mengalami kesulitan dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
- Dalam implementasinya memerlukan waktu panjang sehingga guru sering sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.
- Pada sistem klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak; penggunaan pendekatan ini sukar untuk dikembangkan dengan baik
- Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi, maka pembelajaran ini sulit diimplementasikan oleh guru.
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
1. Keunggulan
- Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
- pengetahuan baru bagi siswa.
- Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
- Dapat membantu siswa bagaimana mentranfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
- Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
- Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
- Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir lebih kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan.
- Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
- Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
- Dapat membentuk siswa untuk memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, yang dibarengi dengan kemampuan inovatif dan sikap kreatif akan tumbuh dan berkembang.
- Dengan model pembelajaran berbasis masalah, kemandirian siswa dalam belajar akan mudah terbentuk, yang pada akhirnya akan menjadi kebiasaan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ditemuinya dalam aktivitas kehidupan nyata sehari-hari ditengah-tengah masyarakat.
2. Kelemahan
- Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
- Keberhasilan model pembelajaran PBL ini membutuhkan cukup waktu untuk persiapan dan pelaksanaannya.
- Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
C. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan siswa.
D. Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsure penting dalam stategi pembelajaran kooperatif yaitu :
- Adanya peserta dalam kelompok
- Adanya aturan kelompok
- Adanya upaya belajar setiap kelompok
- Adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar
E. Strategi Pembelajaran Kontekstual/Contextual Teaching Learning
Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
F. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus dan hal ini tidaklah mudah untu dilakukan.
G. Penerapan Strategi Pembelajaran
Berdasarkan rumusan komponen penerapan strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
- Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran. Mengurutkan Kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya dan menutup pelajaran.
- Komponen kedua yaitu metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
- Komponen ketiga yaitu media yang digunakan. Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media dapat berbentuk orang/ guru, alat-alat elektronik, media cetak.
- Komponen keempat adalah waktu tatap muka. Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
- Komponen kelima adalah pengelolaan kelas. Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosioemosional. Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas,pengaturan tempat duduk, pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan lingkungan sosioemosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan baik.
H. Hakikat Strategi Pembelajaran
Ada 4 Dasar Strategi dalam pembelajaran :
- Mengidentifikasikan apa yang diharapkan
- Memilih sistem pendekatan
- Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran
- Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan (Zaini dan Bahri dalam Iskandarwasid dan Sunendar, 2008:8).
Istilah pendekatan, metode, dan teknik sering digunakan secara bertumpang tindih atau campur aduk baik dalam pengertiannya maupun dalam pemakaiannya.
- Iskandarwasid dan Sunendar (2008:40) menyatakan bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan.
- Metode merupakan penjabaran dari pendekatan yang dianut. Metode adalah prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode digunakan untuk menyatakan kerangka yang menyeluruh tentang proses pembelajaran.
- Teknik adalah cara yang khas yang operasional, yang digunakan untuk mencapai tujuan, berdasarkan pada proses sistematis yang terdapat dalam metode.
I. Macam-macam Metode Pembelajaran
- Metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode tradisional, karena sejak lama metode ini digunakan oleh para pengajar.
- Metode pembelajaran terprogram. Metode pembelajaran terprogram merupakan metode konvensional yang kini sering digunakan. Metode ini disusun sesuai dengan kepentingan pembelajaran yang diinginkan dan dijalankan sesuai dengan program belajar yang telah dirancang.
- Metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan mengedepankan peragaan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
- Metode discovery. Metode discovery merupakan metode yang bertolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif dan bermakna.
- Metode simulasi. Metode simulasi merupakan sesuatu yang baik atau menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
- Metode do-look-learn. Metode ini mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran.
- Metode diskusi. Metode diskusi merupakan siswa diharapkan pada suatu masalah berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
- Metode praktikum. Metode preaktikum mengedepankan aktivitas percobaan, sehingga siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
- Metode studi mandiri. Metode ini sering disebut dengan metode tugas, jadi guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
- Metode bermain peran. Metode ini mengajarkan siswa untuk melakukan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
- Metode studi kasus. Metode ini mengedepankan metode berpikir untuk menyelesaikan masalah dan didukung dengan data-data yang ditemukan.
J. Pakem
Istilah PAKEM lahir pertama kali dengan nama PAKEM yaitu singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Tujuh komponen pembelajaran kontekstual yaitu :
- Konstruktivisme adalah proses pembangunan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
- Inkuiri Adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui prosea berfikir secara sistematis. Proses inkuiri dilakukan dalam beberapa langkah. Merumuskan masalah, Mengajukan hipotesis, Mengumpulkan data, Menguji hipnotis berdasarkan data yang ditemukan, Membuat kesimpulan.
- Bertanya (Questioning ). Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaanDalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk: a) menggali informasi dan kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran b) membangkitkan motvasi siswa untuk belajar c) merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuat d) memfokuskan siswa pada suatu yang diinginkan e) membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu
- Masyarakat Belajar ( Learning Community). Dalam kelas CTL, asas ini dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.
- Pemodelan ( Modeling ). Merupakan proses pembelajarn dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
- Refleksi (Reflection). Merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilalui.
- Penilaian Nyata ( Authentic Assessment ). Adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran merupakan cara sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan,serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Penerapan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi baik internal (siswa) maupun eksternal (sarana dan prasarana sekolah), waktu, dan, perkembangan teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara mutlak.
B. Kritik dan Saran
Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu untuk hasil yang lebih baik untuk ke depannya kami meminta kritikan atau saran dari para pembaca.
Download File Word via SCRIBD
Makalah Strategi Belajar Mengajar (ArraPena) by Deruddy on Scribd
Download File Word via GOOGLE DRIVE
0 Comments:
Posting Komentar