MAKALAH
SEJARAH PENIGGALAN HINDU DI SITUS KARANGKAMULYAN
Disusun oleh :
.....................................
PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ..............................................
................................
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpah rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang Hasil Obserasi Tentang Peniggalan Hindu Di Karangkamulyan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari teman- teman sehingga dapt mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Hasil Obserasi Tentang Peniggalan Hindu Di Karangkamulyan ini dapat memberikan manfaat maupun insirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan
- Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah kerajaan lokal jawa barat, mendengar hal ini kita akan terlintas dalam benak kita tentang sejarah kerajaan-kerajaan yang namanya diabadikan sebagai nama-nama jalan di Jawa barat khususnya di Bandung. Sebut saja Pajajaran, Tarumanagara, dan Sunda yang tidak asing di telinga kita. Namun kerajaan di Sunda tidak sebatas itu. Ada kerajaan Galuh, Sunda Kawali dan panjalu yang munkin asing di telinga kita.
Kerajaan Galuh, kerajaan ini termasuk salah satu kerajaan tertua di tanah pasundan tepatnya telah ada sebelum adanya kerajaaan Majapahit dan Pajajaran. Peninggalan kerajaan ini tersimpan dalam cagar budaya yaitu objek wisata budaya Karangkamulyan atau Ciung Wanara.
Karangkamulyan atau ciung wanara adalah situs cagar budaya yang isinya berupa peninggalan kerajaan galuh yang di dalamnya kita dapat mengkaji karakteristik kerajaan galuh. Tempat ini berada di Ciamis tepatnya di kecamatan Cijeunjing yang menyajikan panorama yang indah. Tempat ini selain indah dipandang dan dikunjungi juga kaya dengan wawasan kesejarahan di tatar sunda khususnya wawasan tentang kerajaan galuh.
Makalah ini akan mengupas tentang situs cagar budaya karangkamulyan apa saja yang menarik perhatian kami akan tertuang dan tersusun di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
Mencari tahu situs peninggalan Hindu Di Karangkamulyan!
C. Tujuan
- Untuk menyelesaikan tugas sekolah
- Mengetahi sejarah hindu di karangkamulyan
D. Manfaat
Dapat menambah sumber informasi tentang sejarah situs bersejarah di Kabupaten Ciamis yaitu Karang Kamulyan, khususnya dalam mengetahui peninggalan-peninggalan Hindu di Karang Kamulyan.
BAB II
PEMBAHASAN
Karang kamulyan adalah sebuah situs purbakala bersejarah dan situs arkeologi yang terletak di desa Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat, Indonesia. Situs ini merupakan peninggalan dari zaman Kerajaan Galuh yang bercorak Hindu-Buddha.
Penelitian di Kecamatan Cijeungjing dilaksanakan di Kompleks Karangkamulyan. Kompleks Karangkamulyan secara administratif berada di Kampung Karangkamulyan, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing. Situs tersebut berada pada koordinat 07°20'54,05'' LS dan 108°29'26,3'' BT (berdasarkan pembacaan GPS Garmin) dengan ketinggian 70 m di atas permukaan laut.
Keadaan situs berupa hutan seluas sekitar 25,5 hektar pada pertemuan antara Sungai Cimuntur dan Citanduy. Pada saat ini komplek situs di sebelah utara dibatasi jalan raya, sebelah timur Sungai Cimuntur, sebelah selatan Sungai Citanduy, dan sebelah barat komplek rest area. Sungai Cimuntur di sebelah timur situs merupakan kelanjutan yang sebelumnya mengalir di sebelah utara kemudian berbelok ke arah selatan dan bersatu dengan Sungai Citanduy.
Situs Karangkamulyan merupakan kompleks situs yang sekarang sudah dijadikan obyek wisata budaya. Kompleks dilengkapi dengan tempat parkir, warung, dan masjid. Untuk memasuki situs Karangkamulyan melalui pintu masuk yang terdapat di sisi timur halaman belakang tempat parkir. Situs-situs yang terdapat di kompleks ini adalah Pangcalikan, Sipatahunan, Sanghyang Bedil, Panyabungan Hayam, Lambang Peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan, Makam Sri Bhagawat Pohaci, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan. Situs-situs tersebut dikelilingi fetur parit dan benteng
Dari sejumlah situs di kompleks Karangkamulyan tinggalan ikonografi ditemukan di situs Pangcalikan. Selain itu di lokasi yang sekarang digunakan sebagai lahan parkir, pernah ditemukan sebuah arca Ganesha. Arca tersebut sekarang disimpan di Museum “Sri Baduga” Bandung. Berikut pemerian temuan yang terdapat di situs Pangcalikan dan arca ganesha yang disimpan di Museum Sri Baduga.
- Ganesha Dari Karangkamulyan di Museum Sri Baduga Bandung. Arca digambarkan duduk di atas lapik berbentuk bulat. Sikap duduk yaitu dengan posisi satu kaki bersila dan kaki yang lain dilipat ke atas. Pada bagian atas kepala arca terdapat semacam tutup kepala. Belalai menjuntai ke kiri. Perut digambarkan buncit. Di bagian dada terdapat upavita berupa tali polos.Tangan berjumlah empat, dua tangan yang belakang patah, sedangkan dua tangan yang lain masing-masing memegang lutut. Tinggi arca 46 cm. Arca Ganesha yang berasal dari Karangkamulyan ini mempunyai bentuk sederha
- Lambang Peribadatan. Batu yang disebut sebagai lambang peribadatan merupakan sebagian dari kemuncak, tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai fragmen candi, masyarakat menyebutnya sebagai stupa (kepala candi). Bentuknya indah karena diahiasi oleh pehatan-pahatan sederhana yang merupakan peninggalan Hindu. Letak batu ini berada di dalam struktur tembok yang berukuran 3 x 3 m, tinggi 60 cm. Batu kemuncak ini ditemukan 50 m ke arah timur dari lokasi sekarang. Di tempat ini terdapat dua unsur budaya yang berlainan yaitu adanya kemuncak dan struktur tembok. Struktur tembok yang tersusun rapi menunjukkan lapisan budaya megalitik, sedangkan kemuncak merupakan peningagalan agama Hindu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama Hindu masuk ke Indonesia dengan perkembangan yang sangat luas, dengan catatan dan bukti sejarah yang ditemukan, tak dapat dipungkiri bahwa agama Hindu pernah berjaya di tanah Nusantara. Dilihat dari berbagai peninggalan yang masih bisa ditemukan hingga saat ini, membuktikan bahwa kebudayaan Hindu sangat maju dan sangat dipegang teguh oleh penganutnya. Kebudayaan yang dibawa oleh agama hindu sangat berpengaruh besar pada kebudayaan setempat pada saat itu, namun budaya asli setempat tidak hilang begitu saja, disini terjadi akulturasi budaya.
Belajar dari catatan sejarah dari masuknya budaya baru ke tanah Nusantara seperti masuknya agama Hindu ini, ini membuktikan bahwa keharmonisan antar budaya dapat terjalin, dan sebagai generasi penerus harus dapat menjaganya tetap harmonis dan lestari, karena kedamaian harus tetap dipelihara, jangan sampai terpecah belah hanya karena perbedaan.
0 Comments:
Posting Komentar