LAPORAN PERJALANAN
WISATA STUDY TOUR KE YOGYAKARTA
Kelas ……. Semester Genap Tahun Pelajaran ……………
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3
KELAS IX-C:
• AGUSTIAN SUGI
• MULYANAARFAN
• GITA NINA
• AMELIA SUCI
• APRILIANI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
………………………………
………………………………………………………
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Perjalanan Study Tour Yogyakarta” dengan baik. Adapun laporan perjalanan ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada penulis sehingga penulis dapat memperbaiki laporan perjalanan ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga dari laporan perjalanan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
C. Tujuan Dan Kegunaan
D. Hipotesa
E. Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Candi Prambanan
B. Deskripsi Bangunan
C. Diterlantarkannya Candi Prambangan
D. Ditemukanya Kembali Candi Prambanan
E. Pemugaran Terhadap Candi Prambanan
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti letusan dahsyat gunung merapiyang menyapu sejumlah wilayah di Yogyakarta pada tahun 2006 M sempat membuat candi-candi di Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah.Tidak sedikit stupa candi yang rontok dan jatuh ke tanah akibat letusandahsyat itu. Dan beberapa candi tidak berdiri tegak.Mungkin dengan saya mengangkat masalah ini, masyarakat atau anda yang membaca tahu apa penyebab kerusakan bangunan-bangunan bersejarah terutama pada candi prambanan. Dan latar belakang saya yang terakhir adalah saya ingin candi prambanan berdiri kokoh kembali setelah terjadi gempa dengan solusi yang ada baik dari pemerintah maupun dari UNESCO yang ikut berperan sebagai jembatan bagi negara-negara yang ingin membanture habilitasi Candi Prambanan lantaran candi ini telah menjadi bagian dari apayang diistilahkan sebagai world heritage.
B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
- Diterlantarkanya Candi Prambanan
- Ditemukanya kembali Candi Prambanan
- Pemugaran terhadap Candi Prambanan
2. Pembatasan Masalah
Agar maslah tidak menyimpang sasaran yang diharapkan, maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah menyangkut (diterlantarkan, ditemukan dan pemugaran) terhadap Candi Prambanan.
C. Tujuan Dan Kegunaan.
Tujuan penyusunan karya tulis ini adalah :
- Mengenal dan menambah pengetahuan tentang tempat-tempat bersejarah di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya candi Prambanan.
- Memotivasi generasi muda untuk mencintai seni budaya bangsa Indonesia
- Mengetahui sejarah tentang asal mula dibangunnya candi prambanan dan candi candi disekitarnya
- Menumbuhkan minat generasi muda terhadap sejarah melalui penelitian benda-benda bersejarah.
- Dapat menghargai tokoh pahlawan terdahulu
D. Hipotesa
“HIPOTESA : Sesuatu yang di anggap benar untuk alasan pendapat meskipun kebenaranya masih harus dibuktikan;angapan dasar”.(1)
Keberadaan Candi Prambanan diketahui dari prasasti siwagrha keluaran rakai kayu wangi pada tahun 778 saka / 856 M. Dalam prasasti tersebut dijabarkan mengenai adanya bangunan candi siwaistis yang memiliki kesesuaian dengan candi Prambanan. Namun Hipotesa yang berkembang adalah bahwa Candi Prambanan didirikan atas perintah Rakai Pikatan yang turun tahta pada tahun itu juga.
E. Metode Penelitian/observasi
“Observasi/pengamatan merupakan salah satu metode yang dipergunakan dalam penelitian. Dalam arti sempit ,metode observasi dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang di selidiki. Dalam arti luas, Observasi merupakan proses yang kompleks dan tersusun dari berbagai proses biologis maupun pesikologis. Dalam metode obsevasi yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan”.(2)
Menurut JEHODA,Observasi menjadi alat penelitian ilmiah apabila :
- Mengabdi kepada tujuan-tujuan penelitian yang telah di rumuskan.
- Direncanakan secara sistematik, bukan terjadi secara tidak ter atur.
- Dicatat dan dihubungkan secara sistematik dengan proposi-proposi yang lebih umum, dan tidak hanya dilaksanakan untuk memenuhi rasa ingin tahu saja,
- Dapat dicechk dan dikontrol validitas, reliabilitas, dan ketelitianya sebagaimana data ilmiah lainya.
Dan metode lainya yang penulis gunakan dalam karya tulis ini :
- Dari Buku
- Dan Dari Internet
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat
Candi Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti Sanjaya pada abad IX, ditemukanya tulisan nama pikatan pada candi ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan kemudian diselesaikan oleh raja Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M “Prasasti Siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini di tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali letusan gunung merapi menjadikan candi prambanan runtuh tinggal puing-puing batu yang berserakan.
Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi induk Loro Jonggrang secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia Pertama.
Candi Prambanan terletak persis di perbatasan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan propinsi Jawa Tengah. Letaknya kurang lebih 17 km ke arah timur dari kota Yogyakarta . Candi Prambanan masuk ke dalam dua wilayah yakni Kec. Prambanan, Kab. Sleman, Prop DIY dan Kec. Prambanan, Kab. Klaten, Prop. Jawa Tengah. Koordinat Candi Prambanan 7°45′06.96″ S dan 110°29′28.20″ E (sumber google earth).
Komplek percandian prambanan terdiri atas bawa, latar tengah dan latar atas (Latar Pusat) Latar bawah tak berisi apapun. Didalam latar tengah terdapat reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar terpenting diatas berdiri 6 buah candi besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang paling berhadapan.
Deret pertama yaitu candi Siwa, candi Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua yaitu candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda. Pada ujung lorong yang memisah kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.
1. Candi Prambanan
Candi Prambanan dibangun oleh Dinasti Sanjaya di abad ke-9, tepatnya selesai dibangun pada tahun 825 M. Candi yang mempunyai tinggi 47 meter ini terletak kurang lebih 17 kilometer dari Yogyakarta. Kita bisa dengan mudah melihatnya, karena letak candi ini hanya 100 meter dari jalan utama.
Candi Prambanan terdiri atas 3 kompleks bangunan. Candi utama memiliki 3 tempat pemujaan (altar) yang didedikasikan untuk Dewa Trimurti. Candi Syiwa terletak di tengah, Wisnu di sebelah selatan, dan Candi Brahma di sebelah utara.
Disebut Candi Syiwa, karena di dalam bilik candi utamanya terdapat patung Dewa Syiwa (Dewa Perusak). Demikian pula pada Candi Brahma dan Wisnu, dimana di masing-masing candi terdapat patung Dewa Brahma (Dewa Penjaga) dan Dewa Wisnu (Dewa Pencipta). Ketiganya menghadap ke arah timur.
Di depan setiap candi berdiri candi-candi lain yang lebih kecil, yang disebut dengan Candi Wahana, yang masing-masing menghadap ke arah barat. Dinamakan Candi Wahana karena di dalam bilik candi-candi ini terdapat patung binatang yang biasa dipakai sebagai tunggangan/ kendaraan atau wahana dari dewa-dewa tersebut. Lembu Nandi adalah tunggangan Syiwa, burung Garuda tunggangan Wisnu, dan Angsa adalah tunggangan Brahma.
Seperti Candi Borobudur yang kaya dengan reliefnya, Candi Prambanan juga memilki relief yang dipahatkan di pagar langkan. Di Candi Syiwa dan Candi Brahma terdapat relief cerita Ramayana, sedangkan di Candi Wisnu terdapat relief cerita Kresnayana.
Apabila kita memasuki candi utama dari utara, maka kita akan menemukan sebuah patung putri yang sangat cantik, Roro Jonggrang. Patung ini berhubungan erat dengan kisah atau legenda yang dipercaya masyarakat, yang melatarbelakangi berdirinya Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang
2. Roro Jongrang – Bandung Bondowoso
Menurut legenda, Roro Jonggrang adalah puteri dari Raja Boko yang berkuasa di daerah Prambanan. Kecantikan dan keanggunan Roro Jonggrang membuat seorang pria dari daerah Pengging yang bernama Bandung Bondowoso ingin memperistrinya. Tapi sebenarnya, Roro Jonggrang tidak mencintai Bandung Bondowoso. Sebagai strategi menolak pinangan tersebut, Roro Jonggrang mengeluarkan syarat agar dibuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam. Bandung Bondowoso pun menyanggupinya.
Sebelum melaksanakan pekerjaannya, dia bersemedi untuk mendapat kekuatan dan bantuan dari para jin. Menjelang petang, pembangunan seribu candi mulai dilaksanakan, dan menjelang matahari terbit, pembangunan itu hampir selesai. Melihat hal ini, Roro Jonggrang pun cemas, dan berusaha mencegah kerja tersebut. Roro Jonggrang kemudian memanggil semua putri desa untuk membakar jerami dan memukul lesung (alat penumbuk padi tradisional di Jawa), supaya terkesan hari menjelang fajar. Jin-jin yang melihat hari telah menjelang fajar mulai meninggalkan pekerjaannya. Setelah dihitung, ternyata pekerjaan yang tersisa hanyalah sebuah arca.
Bandung Bondowoso pun mengetahui kecurangan Roro Jonggrang. Dengan perasaan marah dan kecewa, ia mendatangi Roro Jonggrang.
Tapi Roro Jonggrang tetap bersikukuh minta digenapi menjadi 1000 candi. Hal ini menimbulkan kemarahan Bandung Bondowoso. “Kurang satu, tambahnya kamu sendiri”. Setelah Bandung Bondowoso mengeluarkan kata-kata itu, Roro Jonggrang pun langsung berubah menjadi arca, untuk melengkapi sebuah arca yang belum terselesaikan. Dan arca ini bisa kita lihat di bilik sebelah utara candi utama.
B. Deskripsi Bangunan
Deskripsi bangunan percandian prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas (latar pusat) yang makin ke arah dalam makin tinggi tempatnyaberturut-turut luasnya 390 m2 ,222 m2, dan 110 m2. Di dalam latar tengah terdapat reruntuhan candi Perwara. Apabila seluruhnya telah selesai di Pugar, maka aka nada 224 buah candi yang ukuranya sama yaitu luas dasar 6 m2 dan tingginya 14 m. candi-candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi Brahma. Deret kedua yaitu Candi Nandi, Candi Angsa, Candi Garuda. Di ujung lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi apit. Delapan candi lainya disebut candi Sudut. Secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah candi.
1. Candi Siwa
Candi dengan luas dasar 34 Meter Persegi dan tinggi 47 meter adalah yang terbesar dan terpenting. Dinamakan candi siwa karena di dalamnya terdapat arsa SIWA MAHA DEWA yang merupakan arca terbesar.bangunan ini di bagi atas 3 bagian secara vertical kakitubuh dan kepala / atap, kaki candi menggambarkan “DUNIA BAWAH” tempat manusia yang masih diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan “DUNIA TENGAH” tempat manusia yang telah meninggalkan keduniawian dan atap melukiskan “DUNIA ATAS” tempat para dewa. Gambar kosmos Nampak pula dengan adanya arca dewa-dewa dan mhluk surgawi yang menggambarkan gunung Mahameru (G. Everest di India) tempat para dewa. Percandian Prambanan merupakan replica gunung, itu terbukti adanya arca-arca dewa lokapala yang terpahat pada kaki candi Siwa. Empat pintu masuk pada candi itu sesuai dengan ke empat arah mata angin.
Pintu utama menghadap ke timur dengan pintu masuknya yang terbesar. Di kanan kirinya berdiri 2 arca raksasa penjaga dengan membawa gada yang merupakan manifestasi dari Siwa.
Di dalam candi terdapat 4 ruangan yang menghadap ke empat arah mata angin dan mengelilingi ruangan terbesar yang ada di tengah-tengah. Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainya masing-masing berisi arca-arca : Siwa Maha Guru,Ganesha, dan Durga. Dasar kaki candi di kelilingi selasar yang di batasi oleh pagar langka. Pada dinding langkan sebelah dalam terdapat relief cerita Ramayana yang dapat di ikuti dengan cara Pradaksira (Berjalan searah jarum jam) yang di mulai dari pintu utama. Hiasan-hiasan pada dinding sebelah luar berupa “Kinari –Kinari” ( Mahluk bertubuh burung berkepala manusia) “Kalamakara” (kepala raksasa yang lidahnya berwujud sepasang mitologi) dan mahluk surgawi lainya. Atap candi bertingkat-tingkat dengan susunan yang amat komplek, yang masing-masing di hiasi sejumlah “Ratna”dan puncaknya terdapat “Ratna” Terbesar.
a. Arca Siwa Mahadewa
Menurut ajaran trimurti – Hindu. Yang paling dihormati adalah dewa Brahma sebagai pencipta alam, kemudian Dewa Wisnu sebagai pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai perusak alam, tetapi di india maupun Indonesia Siwa adalah yang paling terkenal, karenanya ada yang menghormatinya sebagai mahadewa. Arca ini mempunyai tinggi 3 meter berdiri di atas landasan batu setinggi 1 meter. Di antara kaki arca dan landasanya terdapat batu Bundar berbeentuk bunga teratai. Arca ini menggambarkan Raja Balitung tanda-tanda sebagai Siwa adalah tengkorak di atas bulan sabit pada mahkotanya, mata ketiga pada dahinya, bertangan 4 berselempangkan ular kulit harimau di pinggangnya serta senjata trisula pada sandaran arcanya. Tangan-tanganya memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai dan benda bulat sebagai benih alam semesta. Raja Balitung di kenal sebagai penjelmaan siwa sehingga setelah wafat dicandikan sebagai siwa oleh keturunan dan rakyatnya.
b. Arca Siwa Maha Guru
Arca ini berwujud seorang tua yang berjanggut yang berdiri dengan perut gendut, tangan kananya memegang tasbih, tangan kiri memegang kendi dan bahunya terdapat kipas. Semuanya adalah tanda-tanda seorang pertapa. Tri sula yang terletak di sebelah kanan belakangnya menandakan senjata khas siwa arca ini menggambarkan seorang pendeta alam dalam istana Raja Balitung sekaligus seorang nasehat dan guru, karena besar jasanya dalam menyebarkan agama Hindu-Siwa, maka dia di sebut salah satu aspek bentuk dari siwa.
c. Arca Ganesha
Arca ini berwujud manusia berkepala gajah bertangan 4 yang sedang duduk dengan perut gendut. Tangan-tangan belakangnya memegang tasbih dan kampak sedangkan tangan-tangan depanya memegang patahan gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk. Ujung belalainya di masukan kedalam mangkuk itu yang menggambarkan bahwa ia tak pernah puas meneguk ilmu pengetahuan. Penghalau segaka kesulitan pada mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa ia anak siwa dan uma istrinya. Arca ini menggambarkan putra mahkota sekaligus panglima perang Raja Balitung.
d. Arca Durga atau Loro Jonggrang
Arca ini berwujud seorang wanita bertangan 8 yang memegang beraneka ragam senjata cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sankha, perisai, busur panah dan rambut berkepala raksasa Asura. Ia berdiri di atas Banteng Nandi dalam sikap “TriBangsa” (Tiga Gaya Gerak yang membentuk Tiga lekukan tubuh ) banteng nandi sebenarnya jelmaan dari Asura yang menyamar dugar berhasil mengalahkanya dan menginjaknya sehingga dari mulutnya keluarlah asura yang lalu ditangkapnya. Ialah salah satu aspek dari “SAKTI” (isteri) Siwa.
Menurut mitologi ia tercipta dari lidah-lidah api yang keluar dari tubuh para dewa. Durga adalah dewi kematian maka arca ini menghadap ke utara yang merupakan mata angin kematian. Sebenarnya arca ini sangat indah bila dilihat dari kejauhan Nampak seperti hidup dan tersenyum namun hidungnya telah dirusak oleh tangan-tangan jail. Arca ini menggambarkan permaisuri raja balitung.
2. Candi Brahma
Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, berdirilah arca brahma berkepala 4 dan bertangan 4. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak salah satu tangannya memegang tasbih yang satunnya lagi emmegang “kamandalu” tempat air. Ke empat wajahnya menggambarkan ke empat kitab suci Weda masing-masing menghadap ke arah mata angin. Ke empat lengannya menggambarkan ke empat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarakan waktu dasar kaki candi juga di kelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkah dimana pada dinding langkah ceritera Ramayana dan Relief serupa pada candi siwa sehingga tamat.
3. Candi Wisnu
Bentuk ukuran relief dan hiasan dindingnya sama dengan candi Brahma. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada berdirilah arca wisnu bertangan 4 yang memegang gada, cakra, tiram pada dinding langkah sebelah dalam terpahat relief cerita kresna sebagai “Avatar” atau penjelmaan wisnu dan balamara (Baladewa) kakanya.
4. Candi Nandi
Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam satu-satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merderka dengan panjang + 2 meter. Di sudut belakangnya terdapat arca dewa candra, candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta yang ditarik oleh 7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh.
5. Candi Angsa
Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 m2dan tingginya 22 m. mungkin ruangan ini hanya di pakai untuk kandang angsa hewan yang biasa di kendarai oleh Brahma.
6. Candi Garuda
Di dalam satu-satunya ruangan yang ada, terdapat area kecil yang berwujud seekor garuda diatas seekor naga, Garuda adalah kendaraan Wisnu.
7. Candi Apit
Luas dasarnya 6 m2 dengan tinggi 16 m. ruangan ini kosong mungkin candi ini di gunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk.
8. Candi Kelir
Luas dasarnya 1, 55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.
9. Candi Sudut
Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m.
C. Diterlantarkanya Candi Prambanan
Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok, yang mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan pusat kekuasaan ini tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi sangat mungkin disebabkan oleh letusan hebatGunung Merapi yang menjulang sekitar 20 kilometer di utara candi Prambanan. Kemungkinan penyebab lainnya adalah peperangan dan perebutan kekuasaan. Setelah perpindahan ibu kota, candi Prambanan mulai terlantar dan tidak terawat, sehingga pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.
Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi hebat pada abad ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan ibadah umat Hindu, candi ini masih dikenali dan diketahui keberadaannya oleh warga Jawa yang menghuni desa sekitar. Candi-candi serta arca Durga dalam bangunan utama candi ini mengilhami dongeng rakyat Jawa yaitu legenda Rara Jonggrang. Setelah perpecahan Kesultanan Mataram pada tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai Opak di dekatnya menjadi tanda pembatas antara wilayah Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta (Solo).
D. Ditemukanya Kembali Candi Prambanan
Penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi sudah mengetahui keberadaan candi ini. Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah sesungguhnya, siapakah raja dan kerajaan apa yang telah membangun monumen ini.
Sebagai hasil imajinasi, rakyat setempat menciptakan dongeng lokal untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-candi ini; diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi yang dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya dalam tempo satu malam, serta putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda mengenai candi Prambanan dikenal sebagai kisah Rara Jonggrang.
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada masa pendudukan Britania atas Jawa. Ketika itu Colin Mackenzie, seorang surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan candi ini. Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan lebih lanjut, reruntuhan candi ini tetap terlantar hingga berpuluh-puluh tahun. Penggalian tak serius dilakukan sepanjang 1880-an yang sayangnya malah menyuburkan praktek penjarahan ukiran dan batu candi. Kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa saat kemudian IsaƤc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak. Arca-arca dan relief candi diambil oleh warga Belanda dan dijadikan hiasan taman, sementara warga pribumi menggunakan batu candi untuk bahan bangunan dan pondasi rumah.
E. Pemugaran Terhadap Candi Prambanan
Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902–1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918–1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah arkeologi. Sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara sembarangan tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.
Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993.
Candi Brahma dipugar mulai tahun 1977 dan selesai serta diresmikan oleh Prof.Dr. Haryati Soebandio pada tanggal 23 Maret 1987, Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama RepublikIndonesia Sukarno. Candi Wisnu mulai dipugar pada tahun 1982, selesai dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 27 April 1991.Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO, status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dari observasi melalui buku dan internet mendapatkan hasil sebagai berikut:
Setelah perpindahan ibu kota, candi Prambanan mulai terlantar dan tidak terawat, sehingga pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada masa pendudukan Britaniaatas Jawa. Kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. Beberapa saat kemudianIsaƤc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang Sungai Opak.
Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902–1903, Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918–1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah arkeologi. Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993. Candi Brahma dipugar mulai tahun 1977 dan selesai serta diresmikan oleh Prof.Dr. Haryati Soebandio pada tanggal 23 Maret 1987, Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini. Pemugaran candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama RepublikIndonesia Sukarno. Candi Wisnu mulai dipugar pada tahun 1982, selesai dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 27 April 1991.
Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO, status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, peneliti memberikan saran yaitu sebagai berikut:
- Datangilah tempat-tempat bersejarah yang ada didaerah Istimewa Yogyakarta dan di tempat-tempat lainnya, agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang sejara-sejarah dan seni budaya Indonesia.
- Sebagai generasi penerus bangsa kita harus bergotong-royong menjaga keindahan alamkita.
- Kami mengharapkan kerapihan dan kebersihan di Candi Prambanan tetap terjaga
DAFTAR PUSTAKA
- BOROBUDUR PRAMBANAN dan RATU BOKO. PT. Taman Wisata Candi
- Indriyawati, emmy. 2008. Antropologi/ SMA/MA jilid 2 untuk kelas XII. Jakarta: CV Usaha Makmur.
- Widodo, Rachmat. Kamus Bahasa Indonesia.Karya Ilmu Surabaya (KIS)
UNTUK FORMAT WORD, SILAKAN DOWNLOAD VIA SCRIBD DI BAWAH
Download via GOOGLE DRIVE
Cara Download File Word via Google Drive:
0 Comments:
Posting Komentar