Ketika aku masih tak punya apa-apa, ketika aku masih tak punya kuasa, ketika aku masih tak punya tenaga, kasih sayang orang lainlah yang membuatku bisa tetap bertahan.
Ketika aku masih disuapin makanan lembek bergizi tinggi, ketika aku masih punya senyum manis walau tanpa gigi, ketika aku masih dicebokin Orang Tua tanpa Ia merasa jijik, aku masih bisa tetap bertahan dengan kasih sayang mereka walau aku belum mengerti apa-apa.
Ketika aku mulai diajarkan cara bertahan, ketika aku mulai mengerti kasih sayang, sampai ketika aku mulai tahu cara membangkang, sekitarku berusaha membimbingku dengan kesederhanaan.
Ketika aku mulai punya mimpi dan berusaha mengejarnya, ketika aku mulai mencari jati diri dan berusaha menemukannya, ketika aku aku mulai berkenalan dengan rintangan dan berusaha melewatinya, sekitarku tetap mengingatkanku tentang kesederhanaan.
Ketika aku mulai menemukan jalan, ketika aku kehilangan jalan, dan ketika aku menemukan jalanku kembali, kesederhanaan telah memberitahuku bagaimana harus bertahan dan bersyukur.
Ketika aku mendapat kesempatan mengecap pencapaian kecil, ketika aku mulai tahu cara menikmati hidup, ketika aku mulai terbawa suasana egos hati, seolah kesederhanaan dan bersyukur terasa tak begitu berarti.
Kemana sandal jepitku...???, kemana celana jean’s lusuhku...???, kemana ingatanku tentang kerasnya perjalanan saat mencoba meraih mimpi...???
Semoga kelak aku tak lupa diri.
Dan...
Gambar : Arra |
Sebuah renungan berdasarkan kegelisahan...
nice post uy.. nyumbang +1 aja deh :D
BalasHapusMakasih banyak Mas Zuhdi, anda memang baik hati :D
HapusKata-kata yang Indah sobat!
BalasHapusTerima kasih Mas hehe :)
Hapuswah dahsyat renungganya gan. apalagi yang di puncak tangga tetap melihat ke bawah, aku paling suka tu..
BalasHapusYahh...semoga saja saya bisa begitu Mas :)
Hapusiya bang, dahsyat tu renunggannya. mantap dah. aku suka, simple
Hapussederhana, tapi penuh makna..
BalasHapusYang bermakna itu terkadang berada pada hal yang sederhana ya :) Terima kasih ya.
Hapuswahh.. keren abizz, bijak dan bermanfaat artikelnya, terima kasih atas renungannya
BalasHapusTerima kasih kembali ya :)
HapusHidup ini tak bisa sendiri,
BalasHapustanpa disuapi,
memang susah untuk berdiri,
walau punya dua kaki,
tetap mau bukan kita punya jari,
Betul Mba...kalau baca kata-kata Mba kok selalu terasa sejuk ya hehe :)
Hapussmg aja tak lupa diri..., bnyk2 melihat kebawah membuat kita akan selalu bersyukur...mf baru sempat mampir... :)
BalasHapusSemoga saja begitu Ya :)
HapusTdak apa-apa, toh saya juga baru berkunjung lagi kemarin ke tempat anda hehe :)
lagi galau ya pals....hehe
BalasHapusHaha...setidaknya ini kan galau berkualitas, bukan galau sehabis stalking mantan :D
Hapushabis bertapa di mana nih hehehe.. kata-katanya bagus..
BalasHapusterkadang orang jadi gak tau masa sulit, kebersamaan kalau udah ada posisi..
semoga kita semua tak lupa diri, selalu melihat kebawah walaupun berada di puncak ya sob. :)
selamat sore sob.
Hihihi...bisa ajahh nih Mas, Terinspirasi Gunung salak kali yahh hehe..
HapusYap, semoga saja ya Mas... :)
artikel yang menarik, kesimpulan buat kasih sayang seorang ibu
BalasHapusTerima kasih :)
Hapuskata²nya nyentuh banget sob...
BalasHapuspas buat renungan tuh... :)