Gambar: Arra |
PlayStation bisa dikatakan sebagai Game Console paling digemari di Indonesia hingga sekarang, walaupun akhir-akhir ini mulai tersaingi oleh kepouleran Game Online Internet. Beberapa tahun yang lalu saya juga pernah tergila-gila dengan PlayStation ini, hampir setiap mempunyai waktu luang saya isi dengan bermain PlayStation dengan teman-teman.
PlayStation menjadi pilihan yang paling disukai karena nilai praktis dan ekonomisnya. Praktis karena dinilai mudah digunakan, mudahnya memenuhi berbagai kebutuhan seperti perawatan dan pernak-pernik karena banyaknya tempat yang menyediakan itu semua. Ekonomis karena memang biaya untuk memeuhi segala kebutuhan seperti CD/DVD Game, Spare Part, Perawatannya terhitung sangat terjangkau untuk kebanyakan Masyarakat kita.
Tapi sayangnya penyebab terjangkaunya biaya tersebut adalah karena sebagian besar barang yang dijual merupakan barang yang tidak berpajak alias bajakan. Contohnya CD/DVD Game PlayStation, hampir semua CD/DVD Game PS yang dijual di Mal-Mal hingga Pedagang emperan adalah bajakan. Hanya dengan uang Rp. 3.500 (CD PS1) atau Rp. 5.000 (DVD PS2) kita sudah bisa memiliki satu keping CD/DVD Game PS. Coba bandingkan dengan Game PS2 Original yang harganya bisa mencapai Rp. 150.000 - Rp. 300.000, selisih harganya begitu jauh bukan?, belum lagi ketersediaan Game Original yang kini sudah sangat langka bahkan mungkin sudah tidak ada lagi.
Jika berbicara soal kualitas, tentu saja barang bajakan tidak akan sebagus Original. Saya pernah coba membandingkan antara Game bajakan dengan Game original menggunakan judul yang sama, secara tampilan grafis keduanya hampir sama, walaupun menurut saya grafis Game Original tampak sedikit lebih tajam. Dan biasanya isi dari Game bajakan (khususnya Game Winnining Eleven/PES) sudah mengalami pengeditan oleh para Cracker, sehingga jenis/bentuk tampilan seperti Intro, Setting Menu dan Bahasa sudah tidak sama lagi dengan isi pada Game Original, walaupun judulnya sama.
Perbedaan yang paling mencolok antara Game bajakan dengan original yaitu pada kualitas material kepingan CD/DVD. Biasanya sablonan label kepingan Game bajakan terlihat asal dengan daerah lapisan data yang terlihat tipis dan tidak rata, sehingga jika keping bajakan ini sudah tergores maka jarang yang bisa dipergunakan lagi. Dari kemasan, Game bajakan hanya dibalut cashing dengan cover tampak kusam, bahkan ada yang hanya dibalut dengan bungkus plastik saja dan yang pasti tidak disertai Guide Book. Selain itu Game bajakan ini juga sangat beresiko pada Perangkat PlayStation itu sendiri, makanya Perangkat yang biasa dipakai dengan DVD bajakan akan lebih cepat rusak.
Sebenarnya pihak Sony PlayStation sendiri sudah merancang produknya supaya tidak dapat dioprasikan menggunakan DVD bajakan, tapi karena kelihaian dan kreatifitas tinggi dari para teknisi dan Crackers dalam memodifikasi sedemikian rupa Perangkat, akhirnya yang tidak mungkin pun menjadi mungkin. Mereka menambahkan beberapa komponen yang salahsatunya bernama MOD CHIP sebagai bagian dari modifikasi. Ditambah beberapa settingan pada software dan...taraaa...Perangkat Game dengan ‘biaya hidup’ yang bersahabat dengan kantongpun sudah siap memanjakan para Gamers.
Tapi sepertinya sebagian besar Gamers kita tidak peduli dengan segala kekurangan dari Game bajakan ini, asalkan dapat memainkan permainan favorit, kualitas barang menjadi nomor tujuh. Dan jika DVD sudah tidak berfungsi ya tinggal beli saja lagi, toh harganya murah ini...habis lah perkara. Hmm...menurut saya pribadi, untuk masyarakat di Negara yang mempunyai pendapatan Perkapita (2011)sekitar $3.500 atau sekitar Rp. 30,8 juta/Tahun ini rasanya pertimbangan ekonomi seperti diatas cukup bisa diterima, karena memang barang ini bukan merupakan kebutuhan primer. Saya mohon maaf, bukannya saya meremehkan Bangsa ini atau Pro Piracy, tapi coba deh bertanya pada diri sendiri jika melihat kondisi sebagian besar masyarakat kita sekarang ini.
Lalu Sony PlayStation pun me-release seri paling baru yaitu PlayStation3. Mereka mengklaim jika seri terbaru ini anti pembajakan dengan mengadopsi BlueRay Technology. Dengan harga yang begitu tinggi dan Software Game yang mencapai harga ratusan ribu bahkan jutaan, membuat sebagian besar Gamers Indonesia geleng-geleng kepala. Tapi ternyata kesombongan Pihak Sony tidak bertahan lama, seorang Hacker Amerika Serikat bernama Francis George Hotz alias Geohot menemukan cara supaya PlayStation3 bisa dioprasikan dengan Software Game bajakan. JailBreak adalah sebutan alat tambahan untuk modifikasi PlayStation3 ini, fungsinya hampisr serupa dengan MOD CHIP yang dipasang pada PlayStation2.
Melihat besarnya minat dan kebutuhan masyarakat (khususnya di kota besar) terhadap Game ini, banyak pihak yang memanfaatkannya sebagai lahan bisnis yang menjajikan. Beberapa waktu lalu saya sempat ngobrol dengan seseorang yang terjun di bisnis ini, dengan toko kecilnya dia bisa meraup keuntungan hingga Rp. 6.000.000,-/bulan hanya dari jasa servis saja, itu belum termasuk keuntungan dari hasil penjualan pernak-pernik, spare part, Software Game dan sebagainya. Hmm...bagaimana dengan ‘Pemain’ dengan partai besar ya?, bisnis yang sangat menggiurkan rupanya.
Terlepas dari semua itu, ada yang masih mengganjal di hati ini tentang Pembajakan Software Game ini. Jika memang ini benar-benar Ilegal, terus kenapa kok banyak sekali pihak yang menjalankan bisnis ini dengan tenangnya secara terang-terangan, di Mal-Mal, Komplek Pertokoan, Pasar, hingga pedagang kaki lima yang berjajar di pinggir jalan Protokol. Bahkan saya menemukan Situs yang khusus menawarkan CD/DVD bajakan, lengkap dengan alamat, nomor layanan konsumen, daftar harga dan lain-lain. Karena penasaran saya berusaha menghubungi nomor tersebut, tapi ternyata tidak aktif. Lalu dulu saya sering masuk ke “Kota Kembang” yaitu surganya CD/DVD bajakan, disana adalah grosir terbesar CD/DVD bajakan di kota Bandung. Dan yang paling menggelikan, saya pernah menemukan pedagang bajakan yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari Kantor yang Berwajib...mari kita bilang ”apaa???” hehe...
Saat saya browsing mencari info, saya mendapati berita tentang penggerebegan dan penyitaan CD/DVD PlayStation bajakan oleh Polisi, ini membuktikan jika Pihak yang Berwajib mempunyai cukup kekuatan untuk membawa kasus ini. Sudah jelas ada undang-undang yang mengatur tentang ini yaitu ”UU No. 19/2002 Tentang Hak Cipta” walaupun disana tidak disebutkan secara spesifik tentang ‘Game Komputer’.
Bagaimanapun saya hanya sebagai konsumen yang menggemari dan juga menggunakan PlayStation ini tidak bisa menghakimi pihak manapun. Disatu sisi kehadiran barang bajakan ini dapat meringankan beban kebutuhan untuk Game ini secara ekonomi dan juga sebagai sumber penghidupan bagi orang-orang yang menggeluti bisnis ini, disisi lain ini adalah tindakan Ilegal melanggar hukum yang merugikan Negara dan pihak Produsen. Jadi bagaimana seharusnya kita bersikap?, itu kembali lagi pada pendapat masing-masing pribadi.
yang penting nggak ada virusnya :LD
BalasHapusHehe...iya Mas :)
BalasHapusmakanya mas saya sedihnya itu, kadang ada juga masyarakat indo yg lebih peduli diri sendiri (kayak saya T_T). saya juga kasian sama devnya soalnya pernah denger katanya dev game nds bangkrut karena gamenya dibajak semua alias gk ada yg beli originalnya. dan saya baru sadar kalau pembajakan merugikannya banget, dan bersyukur sekarang mulai beralih ke-steam
BalasHapusmakanya mas saya sedihnya itu, kadang ada juga masyarakat indo yg lebih peduli diri sendiri (kayak saya T_T). saya juga kasian sama devnya soalnya pernah denger katanya dev game nds bangkrut karena gamenya dibajak semua alias gk ada yg beli originalnya. dan saya baru sadar kalau pembajakan merugikannya banget, dan bersyukur sekarang mulai beralih ke-steam
BalasHapus